Kelainan refraksi adalah kondisi ketika mata tidak dapat memfokuskan gambar dari dunia luar. Hal tersebut terjadi karena terjadi perubahan pada bola mata, bentuk kornea, hingga penuaan lensa.
Akibat perubahan pada mata, seseorang menderita gangguan penglihatan. Misalnya, tak bisa melihat objek jauh dengan jelas disebut miopia (myopia) atau rabun jauh, hyperopia (rabun dekat), dan astigmatisme atau silindris serta menyebabkan penderitanya kesulitan dalam membaca atau melihat jarak jauh (presbiopia).
Namun, untuk mendiagnosis kelainan refraksi tidak bisa sembarangan. Karena pemeriksaan harus dilakukan oleh dokter mata atau tenaga kesehatan yang berwenang melakukan pemeriksaan, seperti Refraksionis Optisien (RO).
Seperti dilansir dari MyVision.org, gangguan refraksi biasanya didiagnosis dengan menggunakan tes penglihatan sederhana, yaitu sebagai berikut.
- Pertama, dokter mata atau RO akan meminta pasien untuk menutup satu mata. Kemudian, pasien diminta melihat grafik yang ditempatkan di dinding melalui perangkat khusus yang dipasang di depan kursi. Perangkat ini memiliki banyak lensa yang berbeda. Tujuannya agar dokter dapat melihat seberapa baik pasien dapat melihat melalui lensa tersebut.
- Selama tes, dokter atau RO akan meminta pasien untuk membaca huruf-huruf pada grafik sambil melihat melalui beberapa lensa yang berbeda. Jawaban tersebut akan membantu mereka menentukan bagaimana mata membiaskan cahaya.
- Jika dokter menentukan bahwa mata pasien tidak membiaskan cahaya dengan cukup baik untuk memberikan rentang penglihatan yang normal, pasien akan didiagnosis dengan kelainan refraksi.
- Dokter mata atau RO pun akan menulis resep untuk kacamata korektif yang akan meningkatkan penglihatan.
Bagaimana dengan Anda? Apakah merasa merasakan penglihatan kabur atau tidak nyaman? Jika iya, segera periksakan ke dokter mata atau tempat pemeriksaan mata yang lengkap, seperti di Kasoem Vision Care. (nhn)
Leave a reply