Semua bagian tubuh akan mengalami penuaan seiring penambahan usia, termasuk mata. Istilah yang menggambarkan penuaan alami pada mata disebut presbiopia. Kondisi ini membuat orang mengalami penurunan penglihatan pada jarak dekat.
Apa penyebab presbiopia?
Presbiopia berasal dari istilah medis Yunani, yakni “mata tua”. Dalam catatan Cleveland Clinic, presbiopia terjadi ketika lensa mata menua dan menjadi kurang fleksibel. Sehingga, mata tidak dapat lagi fokus ketika melihat objek dari jarak dekat.
Mata bekerja seperti kamera. Lensa pada kamera memiliki kemampuan autofokus pada objek, baik yang dekat mau pun jauh. Lensa di mata bekerja sama dengan kornea untuk memfokuskan cahaya.
Pertama, kornea yang melengkung membelokkan cahaya ke mata. Kemudian, otot melingkar kecil yang mengelilingi lensa berkontraksi atau mengendur untuk mengubah bentuknya agar benda-benda menjadi fokus.
Jika objeknya jauh, otot di sekitar lensa akan melonggar. Jika dekat, otot berkontraksi, memungkinkan untuk fokus pada objek terdekat, seperti menu atau buku.
Namun, seiring bertambahnya usia mata, lensa terus tumbuh dan menambah lapisan sel, bentuknya menyerupai bawang. Proses ini mengentalkan lensa dan membuatnya kurang bisa melentur seperti dulu. Ini menyebabkan penglihatan terhadap objek dekat menjadi kabur.
Siapa yang berisiko?
Secara teknis, presbiopia adalah hilangnya kemampuan mata untuk mengubah fokus saat melihat objek yang dekat. Entah pria atau wanita, bisa mengalami penuaan mata secara alami. Umumnya, mulai muncul sekitar usia 40 dan semakin memburuk sampai sekitar akhir 60-an.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempercepat terjadinya mata tua. Kelainan tertentu yang dapat menyebabkannya muncul pada usia di bawah 40 tahun atau presbiopia prematur adalah sebagai berikut.
- Rabun jauh (myopia) adalah kondisi penglihatan ketika orang dapat melihat objek yang dekat dengan jelas, tetapi kabur atau buram pada objek yang lebih jauh.
- Obat-obatan. Beberapa obat dapat meningkatkan risiko, termasuk obat alergi, obat attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), obat anticemas, antidepresan, antipsikotik, antispasmodik, dan diuretik.
- Penyakit. Diabetes, multiple sclerosis, disautonomia, dan lainnya meningkatkan risiko mengalami presbiopia dini.
- Riwayat trauma kepala.
Apa saja gejala presbiopia?
Gangguan penglihatan karena penambahan usia dapat terjadi secara tiba-tiba. Namun, ada beberapa gejala yang menjadi penanda. Misalnya, sulit fokus ketika membaca tulisan dengan huruf kecil ditambah cahaya redup. Gejala presbiopia yang mungkin terasa, yaitu sebagai berikut.
- Kebutuhan akan lebih banyak cahaya saat membaca
- Penglihatan kabur pada jarak baca normal
- Kebutuhan untuk menyimpan bahan bacaan sejauh lengan
- Sakit kepala karena melakukan pekerjaan dekat
- Ketegangan mata
Baca Juga : Jenis-Jenis Kelainan Refraksi, Sudah Tahu?
Segera Periksa Mata
Pemeriksaan mata tetap harus dilakukan meski tidak memiliki gejala penyakit mata, pada usia 40 tahun. Pemeriksaan pada setiap dua hingga empat tahun. Karena, seiring bertambahnya usia, presbiopia dapat berangsur-angsur memburuk.
Pada saat mencapai usia 65 lakukan pemeriksaan mata setiap tahun. Apalagi, ketika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mata atau diabetes, pemeriksaan mata ini harus tahunan, tanpa memandang usia.
Ketika merasakan gejala tersebut, lakukan pemeriksaan penglihatan ke rumah sakit atau pusat pemeriksaan penglihatan (vision care), seperti Kasoem Vision Care. Berpengalaman lebih dari 80 tahun, Kasoem Vision Care menyediakan layanan pemeriksaan yang lengkap dan detail untuk anak-anak, orang dewasa hingga orang tua lanjut usia (lansia).
Tes penglihatan yang tersedia berupa pemeriksaan lapang pandang, kontra sensitivitas, binokuler, strabismus (mata juling), pemeriksaan buta warna, dan screening low vision serta pemeriksaan lensa kontak Rigid Gas Permeable (RGP). Tak hanya itu, Kasoem Vision Care juga menyediakan kacamata untuk mengoreksi gangguan penglihatan, termasuk presbiopia.
Leave a reply